Skip to main content
Artikel

Narkoba dan Masalah Keluarga

Dibaca: 208 Oleh 20 Agu 2020November 13th, 2020Tidak ada komentar
berita dan artikel 1
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Aldi berasal dari keluarga yang Broken Home, Ayah dan Ibu Aldi bercerai saat Aldi masih duduk di bangku kelas 4 SD. Inilah yang melatar belakangi Aldi terjerumus kedalam dunia narkoba.

Terjerumusnya Aldi kedalam dunia narkoba ternyata tidak hanya karena keluarga yang broken home, namun juga dikarenakan oleh lingkungan dan pergaulan. Diusia Aldi yang masih dini, Aldi kerap bergaul dengan teman-temannya yang sudah dewasa.

Berawal dari mencoba akhirnya menjadi pecandu, begitulah narkoba. Saat menjadi pecandu, seseorang kerap melakukan tindakan kriminal. Kadang sering melakukan pencurian yang hasilnya digunakan untuk membeli narkoba.

Pada tahun 2002, kondisi fisik Aldi berada pada titik terbawah, dia terbaring lemah tak berdaya. Pada tahun 2002 itu pula menjadi titik balik Aldi kembali kejalan yang benar.

Dengan bantuan dari kakaknya, Aldi menjalani pengobatan dan rehabilisasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO). Aldi menjani pengobatan dan rehabilisasi hingga bebas dari jeratan narkoba selama 18 bulan. Pasca pengobatan, Aldi tidak tinggal diam, dia merasa harus menyelamatkan oranag-orang yang senasib dengannya. Akhirnya Aldi memilih untuk  belajar di RSKO untuk mengikuti pelatihan menjadi konselor.

Selama mengikuti rehabilitasi, Aldi dinilai disiplin dan konsisten untuk melepaskan diri dari narkoba. Perubahan yang luar biasa itu akhirnya membuat dia terpilih untuk diikutkan dalam sejumlah pelatihan rehabilitasi oleh RSKO. “saya sempat diikutkan pelatihan yang harganya saat itu Rp. 15 juta per program. Modelnya saya ikatan dinas di RSKO” Tuturnya.

Singkat cerita, Aldi ditawari kerja di BNN sebagai Konselor. Saat itu tempat rehabilitasi milik BNN belum di Londo Bogor, melainkan masih di Cawang Jakarta Timur. “ternyata saya diizinkan RSKO, bahkan saya tidak diharuskan membayar training-training yang pernah saya ikuti” ujarnya.

Dari sejumlah kemudahan yang diberikan oleh RSKO, Aldi merasa harus total bekerja sebagai konselor pecandu narkoba. Sebab ia manganggap apa yang ia dapat selama ini gratisan, maka Aldi berpikir ia juga harus bersungguh-sungguh mengamalkan ilmu yang didapatnya secara gratisan pula. Aldi bersetatus sebagai konseler di BNN sejak Januari 2006. Saat kehidupannya sudah kembali kejalan yang benar, Aldi menikah dengan Farah Yunita pada September 2006.

Pada saat itu pula Aldi kembali ke ibunya, pada saat itu ibunya sangat terkejut dengan perubahan drastis anaknya. Ibunya kala itu tak henti-hentinya meneteska air mata haru. Bagaimana tidak? Dulu Aldi adalah seorang pecandu, susah diatur dan suka membuat onar, kini dia berubah menjadi anak yang berprestasi dan membanggakan.

Sebagai konsistennya di jalur konseler pengguna narkoba, Aldipun menempuh pendidikan psikologi di sebuah kampus swasta di Jakarta. Setiap akhir pekan Aldi meninggalkan Bogor untuk kuliyah.

Kini Aldi tidak sekedar lepas dari narkoba, dia juga sudah bisa membangun bisnis bersama istrinya. Aldi dan Farah memiliki bisnis kue di Bogor. Aldi juga merangkul kembali ayahnya dengan mengajak berbisnis  restoran Padang di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Kebetulan ayah Aldi berasal dari Padang.

Aldi berpesan kepada siapapun yang memiliki keluarga ketergantungan terhadap narkoba harus bijak melihat permasalahan penyalah gunaan narkoba yang dialami oleh anggota keluarganya.

Dan saya Azrie Darmawan berpendapat bahwa jauhilah narkoba karena narkoba tidak hanya menghancurkan diri kita sendiri melainkan orang disekitar kita pun terkena imbasnya

Namun bagi yang udah terlanjur jangan lah takut untuk berubah menjadi yang lebih baik

Karena kita hidup harus ada perubahan pada diri kita,teruslah berjuang buatlah orang tua kita bangga terhadap diri kita

Karena kunci kesuksesan ada pada tekat dan doa orang tua kita.

Demikian kisah ini saya ambil dari internet.Terimasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Oleh : Ayuwulan Anggraini

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel