Skip to main content
EdukasiArtikel

The Poor Man’s Heroin. Krokodil Dengan Cepat Menggerogoti Tubuh

Dibaca: 597 Oleh 05 Mei 2023Juni 4th, 2023Tidak ada komentar
The Poor Man's Heroin. Krokodil Dengan Cepat Menggerogoti Tubuh
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Oleh: Satria Wahyu Prayoga Mahasiswa Politeknik Negeri Batam

Desomorphine, Krokodil atau Permonid sebutan untuk pasar Swiss merupakan obat revolusioner yang dipatenkan pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1932. Dahulu ini digadang-gadangkan sebagai terobosan dalam ilmu kedokteran karena potensinya untuk mengobati berbagai macam penyakit. Namun, di balik keajaiban farmasi ini terdapat kekhawatiran yang semakin besar yaitu penyalahgunaan obat dan kecanduan Permonid. Karena laporan tentang penyalahgunaan dan penyalahgunaannya terus bermunculan, sangat penting untuk menjelaskan bahaya dan konsekuensi yang ditimbulkan dari penyalahgunaan obat ini.

Krokodil adalah senyawa sintetis yang dikembangkan untuk menargetkan reseptor spesifik di otak dan sistem saraf pusat, meredakan nyeri kronis, gangguan kecemasan, dan bahkan depresi. Mekanisme kerja obat yang unik dan keefektifan membuatnya sangat dicari oleh pasien yang kehabisan pilihan untuk pengobatan konvensional. Krokodil secara garis besar memiliki kesamaan efek halusinasi seperti Heroin dan Morphine.

Meskipun awalnya diatur dan dikendalikan peredarannya, potensi penyalahgunaan Krokodil dengan cepat menjadi marak dan terjadi di mana-mana. Efek euforia yang intens akibat penyalahgunaannya membuat para penggunanya tertarik untuk mencari kesenangan sesaat atau pelarian dari kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan biasanya dilakukan dengan cara menghancuran obat dan menghisap atau menyuntikkannya menghasilkan efek halusinasi tinggi yang cepat dan intens.

Beberapa tanda dan gejala dari kecanduan Krokodil:

  1. Peningkatan toleransi: Seiring waktu, individu mungkin memerlukan dosis Krokodil yang lebih besar untuk mencapai efek yang diinginkan, yang menyebabkan peningkatan konsumsi yang berbahaya.
  2. Gejala sakau: Penghentian Krokodil secara tiba-tiba dapat memicu gejala sakau seperti kecemasan, kegelisahan, nyeri otot, insomnia, dan bahkan kejang-kejang. Gejala-gejala ini selanjutnya dapat memicu siklus kecanduan yang lebih buruk.
  3. Tanggung jawab yang diabaikan: Mereka yang berjuang melawan kecanduan Krokodil sering mengabaikan kewajiban pribadi, profesional, dan sosial mereka. Narkoba lebih diutamakan daripada aspek-aspek penting kehidupan, yang menyebabkan hubungan tegang dan penurunan kesejahteraan secara keseluruhan.
  4. Berusaha mendapatkan obat dengan segala cara: Individu yang kecanduan Krokodil berupaya mengunjungi banyak dokter untuk mendapatkan resep, menipu penyedia layanan kesehatan atau apoteker tentang penggunaan sebenarnya dan riwayat medisnya.

Konsekuensi Kesehatan

Kecanduan Krokodil membawa konsekuensi kesehatan yang parah yang memengaruhi pikiran dan tubuh individu penyalahgunanya, antara lain:

  1. Gangguan pernafasan: Dosis tinggi atau mengkonsumsi simultan dengan depresan lain dapat menyebabkan gangguan pernafasan yang parah, menyebabkan kekurangan oksigen dan, dalam kasus yang ekstrim, kegagalan pernafasan.
  2. Komplikasi kardiovaskular: Penyalahgunaan Krokodil telah dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah jantung, termasuk aritmia, serangan jantung, dan stroke.
  3. Menggerogoti Tubuh: Penyalahgunaan Krokodil menimbulkan infeksi yang parah pada kulit layaknya penyakit Gangren yang disebabkan oleh infeksi atau kurangnya aliran darah.
  4. Gangguan kesehatan mental: Penyalahgunaan Krokodil yang berkepanjangan dapat berkontribusi pada perkembangan atau eksaserbasi kondisi kesehatan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, dan bahkan psikosis.
  5. Konsekuensi sosial dan keuangan: Kecanduan sering menyebabkan hubungan sosialnya tidak baik, ketidakstabilan keuangan, kehilangan pekerjaan, dan masalah hukum, mengakibatkan penurunan yang signifikan dalam kualitas hidup individu secara keseluruhan.

Perawatan dan Pemulihan

Memulihkan dari kecanduan Krokodil membutuhkan pendekatan komprehensif yang mencakup intervensi medis dan psikologis. Pilihan pengobatan yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Detoksifikasi: Di bawah pengawasan medis, individu dapat menjalani proses penghentian bertahap untuk mengelola gejala sakau dengan aman dan mengurangi ketergantungan pada obat.

  1. Terapi perilaku: Terapi perilaku-kognitif (CBT), wawancara motivasi, dan kelompok pendukung memainkan peran penting dalam mengatasi penyebab kecanduan, mengembangkan mekanisme koping, dan mencegah kekambuhan.

  1. Pengobatan dengan bantuan obat (MAT): Dalam kasus tertentu, obat-obatan seperti buprenorfin atau metadon dapat diresepkan untuk membantu mengelola hasrat dan menstabilkan individu selama proses pemulihan.

Kesimpulan

Kecanduan Krokodil merupakan tantangan yang berkembang dalam bidang kemajuan farmasi. Sementara obat tersebut menawarkan manfaat nyata bila digunakan secara bertanggung jawab dan di bawah pengawasan medis, potensi penyalahgunaan dan kecanduannya.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel