Skip to main content
EdukasiArtikel

Stress Akibat Pandemi Covid-19 Dapat Meningkatkan Risiko Penyalahgunaan Narkoba

Dibaca: 90 Oleh 06 Agu 2021September 3rd, 2021Tidak ada komentar
Stress Akibat Pandemi Covid-19 Dapat Meningkatkan Risiko Penyalahgunaan Narkoba
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Stress Akibat Pandemi Covid-19 Dapat Meningkatkan Risiko Penyalahgunaan Narkoba

Oleh :  Muhammad Gerralldine Nurhadi Mahasiswa Kriminolog Universitas Indonesia

Pada akhir tahun 2019, terjadi penyebaran virus bernama coronavirus 2 (SARS-Cov-2) yang menyerang sistem pernapasan manusia. Cepatnya penyebaran virus tersebut menyebabkan terjadinya pandemi secara global (pandemi Covid-19). Di Indonesia, sejumlah kebijakan dibuat oleh pemerintah untuk menghambat laju penyebaran virus Covid-19 di kalangan masyarakat. Kebijakan seperti pembatasan jarak sosial atau social distancing, memakai masker, bekerja dari rumah atau work from home diterapkan oleh pemerintah untuk mengoptimalkan upaya pencegahan virus Covid-19. Di samping itu, seiring dengan diperketatnya kebijakan terkait kesehatan masyarakat di masa pandemi, Indonesia juga mengalami permasalahan lain yang cukup serius meningkat secara signifikan. Permasalahan tersebut adalah permasalahan terkait dengan penyalahgunaan narkotika di kalangan masyarakat.

Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan adanya peningkatan jumlah peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika di tengah masa pandemi Covid-19 ini. Ditambah pernyataan Kepala BNN Irjen Pol Petrus Reinhard Golose, terdapat kenaikan barang bukti narkotika yang diamankan oleh BNN selama masa pandemi berlangsung. Beberapa contohnya adalah barang bukti sabu yang berhasil diperoleh hanya dalam waktu tiga bulan sejak masa pandemi menyentuh angka 808,68 kilogram yang mengindikasi adanya kenaikan sebesar 70,19 persen jika dibandingkan dengan jumlah barang bukti pada tahun 2020. Selain sabu, barang bukti ganja juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 143,64 persen atau sekitar 3.462,75 kilogram dibandingkan dengan barang bukti pada tahun 2020.[1] Kondisi tersebut mengindikasi bahwa bahaya narkotika masih terus mengintai masyarakat Indonesia bahkan pada saat masa-masa kritis seperti saat ini.

Stress dan Anxiety di Masa Pandemi Covid-19

Di masa pandemi ini juga tidak dapat dipungkiri terjadi kenaikan pengguna baru yang menyalahgunakan narkotika. Jumlah kenaikan ini juga berhubungan dengan sejumlah kebijakan yang diterapkan di masa ini. Terjadinya virus Covid-19 telah membuat timbulnya implementasi kebijakan social distancing untuk mencegah penyebaran virus secara meluas. Hal ini jelas dapat penyebab perubahan gaya hidup bagi seluruh masyarakat yang terdampak.[2] Selain itu, kebijakan yang diterapkan juga dapat membuat masyarakat rentan mengalami anxiety atau kekhawatiran dan ketakutan bagi kesehatan dan pekerjaan mereka, dan mereka juga terpaksa harus hidup dengan gaya hidup baru yang tidak terasa familiar bagi mereka. Kondisi tersebut jelas dapat memunculkan tekanan dan stress bagi sebagian orang. Secara lebih lanjut, kondisi seseorang yang memiliki gangguan psikologis juga dapat menjadi semakin parah dalam masa pandemic ini. Oleh karena itu maka tidak mengherankan jika situasi seperti ini dapat menjadi faktor pendorong bagi banyak orang untuk melakukan penyimpangan dan perilaku menyimpang, dan biasanya perilaku ini berhubungan dengan penyalahgunaan narkotika serta obat-obatan terlarang.

Strategi Koping (coping strategy) sebagai Upaya Merespon Stress

Untuk mengurangi atau mengalihkan tekanan psikologis atau stress yang dirasakan, seseorang membutuhkan strategi adaptasi yang memadai yang dapat mengatasi bahkan menyelesaikan permasalahan tersebut. Salah satu strategi adaptasi untuk hal tersebut biasanya disebut sebagai strategi “coping”.[3] Menurut Friedman (1998), “coping” merupakan suatu bentuk respon perilaku positif yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah atau mengurangi stress yang diakibatkan oleh terjadinya suatu peristiwa tertentu. Stress merupakan keadaan yang memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang dan suatu situasi yang dapat memunculkan stress juga tergantung dari interpretasi setiap masing-masing individu.

Dalam hal ini stress diartikan sebagai kondisi atau keadaan yang memaksa dan penuh tekanan yang dirasakan dalam hidup.[4] Oleh karena itu, untuk mengatasi stress dan tekanan yang dirasakan, beberapa orang memilih untuk meredakannya dengan mengkomsumsi narkotika. Penggunaan narkotika dipercaya menjadi suatu strategi koping yang paling mudah untuk mengatasi stress dan tekanan yang dirasakan apalagi di masa pandemi seperti ini. Hal itu dikarenakan dengan konsumsi narkotika dipercaya dapat membuat mereka melupakan stress dan tekanan yang dirasakan karena narkotika dapat memberikan efek halusinasi bagi yang mengkomsumsinya. Penyalahgunaan narkotika ini dianggap sebagai strategi koping yang lebih banyak mendapatkan manfaat bagi beberapa orang jika dibandingkan harus mencari hiburan di luar rumah yang dapat membahayakan kesehatannya di masa pandemi. Meskipun penyalahgunaan narkotika juga dapat menyebabkan masalah kesehatan akan tetapi sebagian besar orang menganggap itu sebagai hal yang biasa saja.

Terjadinya Ketergantungan dan Kecanduaan

Narkotika dapat menimbulkan munculnya ketergantungan dan kecanduan yang dapat merugikan diri individu yang memakainya maupun orang-orang di sekitar individu tersebut. Selain itu, penggunaan narkotika sebagai strategi koping mengatasi tekanan dan stress juga bukanlah suatu hal yang efektif. Hal itu dikarenakan koping sendiri merupakan suatu proses untuk me-manage tuntutan baik eksternal maupun internal menurut penilaian individu. Oleh karena itu koping dipandang sebagai suatu usaha untuk menghadapi situasi tertekan, tanpa memperhatikan akibat dari tekanan tersebut. Akan tetapi, koping bukan merupakan suatu usaha untuk menguasai seluruh situasi menekanan, karena tidak semua situasi tersebut dapat benar-benar dikuasi. Maka, penggunaan dan penyalahgunaan narkortika sebagai suatu upaya strategi koping mengahadapi tekanan dan stress bukanlah suatu upaya yang efektif, sebab strategi koping yang efektif untuk dilakukan untuk mengatasi tekanan dan stress adalah strategi koping yang dapat membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan yang tidak dapat dikuasainya,[5] sedangkan dengan mengunakan narkoba seseorang akan kehilangan kendalinya dan tidak dapat menguasai situasi dan kondisi yang dialaminya. (Moh Geralldine Nurhadi)

Referensi

Badan Narkotika Nasional (2020). Survei Pravalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun 2019. Jakarta: Pusat Penelitian, Data, dan Informasi (PUSLITDATIN) Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia.

Lazarus, R. S. and Folkman, S. (1984). Stress appraisal and coping. New York: Springer Publishing Company Inc.

Mario, V. (2021). Pakai Narkoba, Daniel Mardhany: Stres Deadsquad Sepi Job karena Pandemi. [online] KOMPAS.com. Available at: https://www.kompas.com/hype/read/2021/05/03/154419866/pakai-narkoba- daniel-mardhany stres-deadsquad-sepi-job-karena-pandemi [Accessed 27 June. 2021].

Maryam, S. (2017). Strategi Coping: Teori dan Sumber dayanya. Jurnal Konseling Andi Matappa, 1(2), pp.101-107.

Mukhtar, S. A. (2014). Substance Abuse and Stress Coping Strategy among Secondary School Students in Kano: Causes and Consequences. Journal of Humanities and Social Science, 19(1), pp.21-24.

Zaami, S., Marinell, E. and Vari, M. (2020). New Trends of Substance Abuse During COVID-19 Pandemic: An International Perspective. Frontiers in Psychiatry, 11(700), pp.1-4

[1] Mario, V. (2021). Pakai Narkoba, Daniel Mardhany: Stres Deadsquad Sepi Job karena Pandemi. [online] KOMPAS.com. Available at: https://www.kompas.com/hype/read/2021/05/03/154419866/pakai-narkoba- daniel-mardhany stres-deadsquad-sepi-job-karena-pandemi [Accessed 27 June. 2021].

[2] Zaami, et. al. (2020). New Trends of Substance Abuse During COVID-19 Pandemic: An International Perspective. Frontiers in Psychiatry, 11(700), pp.1-4

[3] Maryam. (2017). Strategi Coping: Teori dan Sumber dayanya. Jurnal Konseling Andi Matappa, 1(2), pp.101-107.

[4] Mukhtar. (2014). Substance Abuse and Stress Coping Strategy among Secondary School Students in Kano: Causes and Consequences. Journal of Humanities and Social Science, 19(1), pp.21-24.

[5] Lazarus, et.al. (1984). Stress appraisal and coping. New York: Springer Publishing Company Inc.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel