Skip to main content
EdukasiArtikel

SELF-COMPASSION: DONGKRAK RESILIENCE PADA MANTAN PECANDU NARKOBA

Dibaca: 48 Oleh 10 Mei 2023Juni 4th, 2023Tidak ada komentar
SELF-COMPASSION: DONGKRAK RESILIENCE PADA MANTAN PECANDU NARKOBA
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Oleh: Rizki Pramisya, S.Psi Staf Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat

Para pecandu narkoba melalui proses yang panjang untuk sampai pada kata “pulih”. Tidak jarang dari mereka yang gagal selama proses penyembuhan, sehingga mengalami relapse atau kekambuhan. Terlepas dari itu, banyak faktor yang dapat mempengaruhi para pecandu untuk kembali kambuh, baik dari faktor eksternal maupun internal. Krisyati (2012) menemukan bahwa para pecandu yang mengalami relapse memiliki kontrol emosi yang tidak stabil atau cenderung rendah, melakukan perlawanan, hingga pada perilaku merusak diri. Mereka juga cenderung memiliki self-concept yang negatif, sehingga kerap memandang rendah dan tidak mempercayai kompetensi yang mereka miliki (Sitasari, 2007).

Stigma masyarakat juga berpengaruh sebagai faktor eksternal yang terlibat, menyandang gelar “mantan pecandu” tentu tidak mudah menjalin hubungan kembali dengan masyarakat, bahkan ini mampu mengurangi sikap optimis hingga kepercayaan diri (Kencanawati, 2015). Kondisi ini tentu tidak mudah dilalui oleh seorang mantan pecandu, apalagi bagi mereka yang minim akan dukungan dari lingkungan sekitar. Namun, hal ini bisa dilewati dengan kemampuan resilience, dimana para mantan pecandu memiliki pertahanan diri yang kuat dan memiliki keyakinan untuk dapat menjalani kehidupan yang lebih baik.

Febrinabilah dan Listiyandini (2016) menyatakan bahwa resilience dapat ditingkatkan dengan cara mennghargai diri . Dalam ilmu psikologi hal itu disebut dengan self-compassion. Neff (2003) menyatakan bahwa self-compassion mengarah pada tindakan pemahaman akan setiap kebaikan maupun kegagalan yang dialami diri dan menerima setiap kejadian yang terjadi tanpa adanya sikap menghakimi. Orang yang merasa dirinya berharga, mereka kerap memberikan pengertian kepada diri tanpa terus-menerus mengkritisi, memandang segala sesuatu secara luas, dan menerima setiap perasaan negatif tanpa melebih-lebihkan apa yang mereka rasakan (Neff, 2003). Dengan demikian, sikap menghargai diri ini mampu memberikan kemudahan bagi para pecandu untuk kembali kemasyarakat dengan terbentuknya sikap resilience, sehingga mampu menghadapi tantangan-tantangan sosial yang ada.

Referensi :

Febrinabilah, R., & Listiyandini, R. A. (2016). Hubungan antara self-compassion dengan resiliensi pada mantan pecandu narkoba dewasa awal. Prosiding konferensi nasional peneliti muda psikologi indonesia1(1), 19-28.

Kencanawati, S.S.S. (2015). Uji Coba Rancangan Modul Pelatihan untuk Meningkatkan Resiliensi pada Remaja Mantan Pecandu Narkoba dalam Menghadapi Permasalahan di Lingkungan Keluarga. Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran: Bandung.

Neff, K.D. (2003). The Development and Validation of a Scale to Measure SelfCompassion. Psychology Press Taylor & Francis Group University of Texas, Austin, Texas, USA.

Sitasari, N.W. (2007). Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Mantan Pengguna Napza. (Skripsi). Fakultas Psikologi

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel