
Oleh : Sundari Widiastuti, S.Psi Penyuluh Narkoba BNN Provinsi Kepri
Demi mendapatkan tubuh yang ideal, orang berlomba-lomba untuk menurunkan berat badan dengan berbagai cara, seperti berolahraga, melakukan diet ketat, atau minum jamu penurun berat badan. Sayangnya, cara itu terkadang dianggap siksaan dan butuh waktu lama untuk berhasil. Tak heran bila kemudian ada beberapa orang yang menempuh cara salah untuk mendapatkan hasil secara instan, misalnya dengan menggunakan methamphetamine. Kasus itu pernah dilakukan oleh dua wanita berusia 29 dan 36 tahun di jakarta. Mereka menggunakan Methamphetamine untuk melangsikan tubuh. Hasilnya, sangat memuaskan dan cepat. Namun, setelah penggunaan beberapa bulan, kedua wanita tersebut mengeluh lantaran sulit berbicara dan merasa lemas.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, diketahui bahwa kedua wanita tersebut mengalami kerusakan pada pembuluh darah pusat di leher sampai otak dan terindikasi stroke yang parah. Sebabnya, pada kedua wanita itu ditemukan gejala kenaikan tekanan darah (hipertensi) yang kondisi dimana jantung berdetak lebih dari 100 kali per menit pada saat istirahat. Pada Normalnya, pada kondisi sama, jantung hanya berdetak 60-100 kali per menit. Takikardia dapat memicu serangan jantung bahkan kematian.
Methamphetamine yang juga dikenal dengan nama sabu adalah psikotropika yang sangat berbahaya karena potensi menimbulkan ketergantungan yang kuat. Psikotropika ini berbentuk kristal bening seperti butiran gula., tetapi ukurannya sedikit lebih besar sehingga ada yang menyebutnya crystal meth. Methamphetamine pada awalnya digunakan sebagai stimulan. Pada saat Perang Dunia oleh tentara Jerman, Tentara Merah Rusia dan Kamikaze Jepang digunakan untuk menambahh keberanian dan semangat perang.
Methamphetamine juga dapat digunakan sebagai obat pelangsing tubuh karena memiliki efek anorksia, yang bekerja tubuh karena memiliki efek anoreksia, yang bekerja dengan cara mempengaruhi hipotalamus sehingga mengurangi ketertarikan terhadapa bau dan rasa. Hal ini menyebabkan tidak timbul rasa lapar pada seseorang . Banyak wanita menggunakan zat ini memperoleh bentuk tubuh langsing yang diidam-idamkan karena tidak perlu repot untuk melakukan program diet ketat yang terkadang terasa menyiksa dan membutuhkan waktu lama. Namun, penggunaan methamphetamine dalm jangka panjang dapat memberikan resiko buruk pada tubuh.
Selama ini, kita hanya mengetahui akibat dari penggunaan dan penyalahgunaan methamphetamine yaitu mengubah aktivitas mental dan perilku seseorang. Ternyata efeknya tidak hanya merusak mental seseorang, tapi juga dapat menyebabkan stroke (neurological deficit of cerebrovascular) dan takikardia yang dapat memicu serangan jantung serta kematian. Selain menurunkan berat badan, berikut ini adalah beberapa cara narkoba dapat mengubah penampilan fisik dan tubuh menjadi lebih buruk:
- Kulit , Steroid bisa menyebabkan jerawat di wajah dan tubuh. Sementara itu, meth atau sabu bisa menyebabkan jerawat, kulit kusam, dan luka pada kulit akibat halusinasi yang bisa menyebabkan seseorang melukai dirinya sendiri.
- Rambut, Steroid dapat menyebabkan kebotakan pada pria dan rambut wajah serta kebotakan pada wanita.
- Dada, Steroid dapat menyebabkan perkembangan payudara pada pria.
- Hidung, Selain menurunkan berat badan, menghirup kokain dapat menyebabkan mimisan dan penurunan indra penciuman. Akhirnya dapat sepenuhnya menghancurkan tulang rawan di hidung.
- Paru-Paru, Merokok ganja dapat menyebabkan penyakit pernapasan, termasuk batuk kronis, bronkitis, dan emfisema, serta radang paru-paru dan infeksi paru-paru.
- Ginjal, Ekstasi dan shabu meningkatkan suhu tubuh yang menyebabkan dehidrasi sehingga membatasi aliran darah ke ginjal dan dapat mengakibatkan gagal ginjal.
- Mulut , Sabu menyebabkan mulut kering, gigi terkatup, dan kebersihan gigi yang buruk sehingga mengarah pada terjadinya pembusukan gigi, penyakit gusi, dan bau mulut.
- Jantung, Stimulan, seperti kokain dan sabu, menyebabkan detak jantung tidak teratur, serangan jantung, stroke, pembekuan darah, kerusakan jantung, atau kematian mendadak. Inhalasi juga dapat menyebabkan detak jantung yang cepat atau tidak teratur, yang mengakibatkan gagal jantung dan kematian. Perlambatan jantung yang bisa berakibat fatal juga dapat terjadi akibat efek penggunaan obat penenang, resep obat nyeri, atau opioid. Mencampur narkoba dengan alkohol juga dapat meningkatkan risiko koma dan kemati
Ternyata tidak semua hal mudah dan cepat itu bagus. Efek berbahaya pun menjadi lebih besar daripada keuntungan yang didapat. Hidup sehat lebih baik tanpa narkoba.
Referensi:
- Majalah Media Informasi dan Komunikasi SINAR Badan Narkotika Nasional Tahun 2011
- https://www.halodoc.com/artikel/benarkah-konsumsi-narkoba-dapat-menurunkan-berat-badan
- https://sains.kompas.com/read/2019/07/25/060812623/apakah-mereka-yang-mengonsumsi-narkoba-selalu-terlihat-lebih-kurus?page=all