Skip to main content
Berita Utama

Kenali Dampak Fungsi Kognitif Akibat Kecanduan Narkoba

Dibaca: 381 Oleh 15 Okt 2022November 3rd, 2022Tidak ada komentar
Kenali Dampak Fungsi Kognitif Akibat Kecanduan Narkoba
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Oleh Rizki Pramisya

Gono (2007) mengungkapkan bahwa narkoba masih sangat bermanfaat dalam dunia kedokteran, seperti morfin digunakan sebagai obat bius dan menghilangkan rasa sakit saat operasi, dan kodein digunakan dalam menghilangkan penyakit batuk. Namun seiring berjalan waktu, banyak oknum yang menggunakan narkoba untuk tujuan negatif dan pengunaan narkoba dilakukan tanpa adanya anjuran atau resep dokter. Tanpa disadari, bahwa penggunaan narkoba diluar ketentuan dapat mengganggu sistem saraf otak.

Seperti yang ditemukan dalam penelitian Sarwono (2011), zat narkoba yang digunakan berulang, mampu mengganggu sinyal penghantar informasi dari otak ke organ-organ tubuh atau yang dikenal dengan neurotransmitter yang terletak di sistem syaraf pusat, hal ini dapat mengganggu kinerja fungsi kognitif, psikomotorik, afektif, dan komplikasi medik. Penyalahgunaan narkoba juga mampu menyebabkan kemunduran mental, mood swing, perilaku kecanduan, dan gangguan afeksi pada pengguna (Davison, 2004). Banyak penelitian yang menemukan bahwa setiap jenis narkoba memiliki dampak yang negatif bagi kesehatan kognitif, seperti morfin dapat menyebabkan kerusakan pada aspek kognitif dan psikomotor (Bassiony dkk, 2017). Kemudian penggunaan ganja secara berlebih dapat mengakibatkan defisit kognitif, seperti penurunan daya ingat dan perhatian, serta keterlambatan dalam fungsi verbal (Yustiana & Aryani, 2019). Triswara dan Carolia (2017) juga menjabarkan dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan amfetamin baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, yakni gangguan kognitif yang terjadi akibat kurangnya plastisitas mator korteks pengguna dan adanya stimulasi berlebih dari neuron dopaminergik.

Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa penggunaan zat narkoba diluar ketentuan mampu menyerang fungsi otak, sehingga tidak jarang seorang pecandu memiliki banyak gejala seperti sulit berkomunikasi (cenderung tidak nyambung, lambat merespon, atau bahkan hanya terdiam), mereka juga kerap lupa terhadap kejadian yang telah terjadi. Sehingga diharapkan bagi pihak rehabilitasi dapat menjadikan hasil pemeriksaan fungsi kognitif sebagai langkah awal atau penentuan rencana dalam upaya penyembuhan klien.

 

Daftar Rujukan

Bassiony, M. M., Youssef, U. M., Hassan, M. S., El-Deen, G. M. S., El-Gohari, H., Abdelghani, M., … & Ibrahim, D. H. (2017). Cognitive impairment and tramadol dependence. Journal of clinical psychopharmacology37(1), 61-66.

Davison, et al. (2004). Resistance-Modifying Agents. 11. Pyrimido [5, 4-d] pyrimidine Modulators of Antitumor Drug Activity. Synthesis and Structure− Activity Relationships for Nucleoside Transport Inhibition and Binding to α1-Acid Glycoprotein. Journal of medicinal chemistry47(20), 4905-4922.

Gono, JNS. (2007). Narkoba: Bahaya Penyalahgunaan dan Pencegahaannya, Semarang: FISIP Undip.

Sarwono, S. W. (2011) Psikologi Remaja Edisi Revisi, Jakarta: PT Rajagrafido Persada.

Triswara, R., & Carolia, N. (2017). Gangguan fungsi kognitif akibat penyalahgunaan amfetamin. Jurnal Majority7(1), 49-53.

Yustiana, A. V., & Aryani, L. N. A. (2019). Gangguan psikotik akibat penggunaan ganja (cannabis): studi kasus. Medicina50(2), 400-403.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel