
Kekambuhan merujuk pada suatu perilaku kembali bergantung pada zat aditif dan menimbulkan perilaku menyimpang (Jiloha, 2011). Perilaku kambuh muncul akibat mantan pecandu tidak mampu menghilangkan sugesti untuk mengkonsumsi narkoba serta kurangnya dukungan baik dari keluarga, kerabat, maupun orang terdekat (Jhonny, 2009).
Menurut Marlatt dan Gordon (dalam Putri, 2018), terdapat empat (4) faktor yang menyebabkan seseorang kambuh, yakni:
- High risk situation (Situasi yang beresiko tinggi)
- Koping
- Outcome expectancies (Harapan yang diharapkan)
- Abstinence violation effect (Efek menghindari pelanggaran)
Beberapa penelitian menemukan bahwa sebagian besar pecandu narkoba kembali kambuh akibat mengingat efek yang ditimbulkan oleh narkoba, situasi keluarga dan pekerjaan yang buruk, konflik pribadi, serta kondisi lingkungan sosial yang tidak mendukung. Syuhada (2015) menemukan hasil dalam penelitiannya bahwa faktor penyebab seseorang kambuh ialah faktor sugesti (23,21%), faktor stress (18,43%), dan faktor teman (58,36%).
Khairiah (2019) menjelaskan bahwa situasi sosial yang kritis ketika seorang mantan pecandu kembali ke masyarakat, serta kurangnya dukungan dari orang terdekat, membuat mereka cenderung mengkonsumsi narkoba kembali untuk mendapatkan efek senang/bahagia dari narkoba (outcome expectancies), kurangnya tempat pelampiasan emosi, teman cerita, serta support membuat mereka cenderung menjadikan narkoba coping dari masalah yang mereka dihadapi. Kegagalan seorang mantan pecandu kembali ke masyarakat sosial sebagai makhluk sosial normal, membuat seorang pecandu kembali pada lingkungan yang menjerumuskan mereka untuk menggunakan narkoba kembali (high risk situation), kurangnya pertahanan diri untuk tidak kembali mengkonsumsi narkoba juga menjadi salah satu faktor penyebab seseorang kambuh kembali (abstinence violation effect).
Hal ini menjadi bukti bahwa mantan pecandu narkoba juga perlu dukungan baik dari lingkungan keluarga, teman, pekerjaan, dan masyarakat sekitar, sehingga mereka dapat kembali hidup normal dan tidak terjerumus kembali pada penyalahgunaan narkoba.
Daftar Pustaka:
Jhonny. (2009). Tingkat relapse pengguna napza. Diakses pada tanggal 08 desember 2018 dari http://www.kompas.com.
Jiloha, R. C. (2011). Manajement of lapse and relapse in drug dependen. Delhi Pscyhiantri Journal, 14(2).
Putri, I. A. (2018). Hubungan Antara Self Efficacy dan Kecenderungan Relapse Pada Pecandu Narkoba Yang Menjalani Rehabilitasi.). Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia.
Syuhada, I (2015) Faktor internal dan intervensi pada kasus penyandang relaps narkoba. Psychology Forum UMM. ISBN : 978-979.