Skip to main content
EdukasiArtikel

PUBLIC SPEAKING DALAM KAMPANYE ANTI NARKOBA

Dibaca: 84 Oleh 18 Jun 2024Juni 22nd, 2024Tidak ada komentar
KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING DALAM KAMPANYE ANTI NARKOBA
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Nara Sari

Dosen Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Email : nara@unikama.ac.id

Public speaking merupakan salah satu bentuk komunikasi yang penting dan berpengaruh. Dalam kampanye anti narkoba, ketrampilan public speaking bermanfaat untuk menyampaikan pesan yang kuat dan persuasif kepada audiens yang luas. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam Public Speaking untuk mencapai tujuan kampanye anti narkoba?

Pertama, sang pembicara tentu saja perlu mendalami topik yang disampaikan. Dalam konteks kampanye anti narkoba, sang pembicara perlu memahami tentang permasalahan narkoba aktual, seperti kasus-kasus penyalahgunaan narkoba yang sedang terjadi di masyarakat ataupun dampak narkoba terhadap kesehatan fisik dan mental seseorang. Pesan ini akan menjadi lebih kredibel ketika didukung oleh data terbaru dan akurat.

Dalam kampanye anti narkoba, sang pembicara perlu mengadopsi pendekatan empatik dan non-judgemental. Maksudnya, penting bagi sang pembicara untuk menghindari bahasa yang menstigmatisasi ataupun menghakimi korban penyalahgunaan narkoba. Menunjukkan empati kepada para korban tersebut akan membuat mereka merasa lebih dipahami. Faktanya, penelitian (1) membuktikan bahwa pesan-pesan yang menyalahkan orang dengan gangguan penyalahgunaan narkoba akan menurunkan keinginan masyarakat untuk memberi dukungan kepada mereka. Sebaliknya, ketika masyarakat memandang bahwa penyebab permasalahan itu berada di luar kendali sang individu, mereka cenderung mendukung kebijakan-kebijakan yang dibuat untuk menangani para korban.

Penelitian yang sama juga menggarisbawahi bahwa narasi yang menggabungkan cerita pribadi dengan gangguan penyalahgunaan narkoba dapat meningkatkan dukungan masyarakat terhadap kebijakan terkait. Cerita pribadi ataupun tertimoni terkait narkoba dapat meningkatkan penerimaan audiens terhadap pesan yang disampaikan dan memunculkan respons emosional. Misalnya, pembicara bisa menghadirkan testimoni dari orang-orang yang telah berhasil pulih dari ketergantungan narkoba atau sang pembicara adalah korban penyalahgunaan narkoba itu sendiri. Singkatnya, kemampuan untuk memadukan cerita dengan informasi kontekstual terkait penyalahgunaan narkoba penting dalam public speaking untuk mencapai tujuan-tujuan kampanye anti narkoba.

Tanpa interaksi dengan audiens, public speaking kurang efektif dalam menyampaikan pesan. Oleh sebab itu, public speaking untuk kampanye anti narkoba perlu memperhatikan aspek audience engagement, dimana sang pembicara melibatkan audiens dalam diskusi terkait topik yang telah disampaikan. Pembicara juga bisa melibatkan audiens dalam simulasi ataupun role-playing, dimana para audiens dapat memainkan peran sebagai individu yang menghadapi situasi terkait narkoba, misalnya ketika menghadapai tekanan teman sebaya (peer pressure) atau intervensi keluarga. Dengan adanya hands-on experience seperti ini, memungkinkan audiens mengalami dan memahami isu narkoba dengan cara yang lebih mendalam dan personal.

Terakhir, tidak ada salahnya jika kampanye anti narkoba lebih sering melibatkan influencer atau tokoh terkenal sebagai pembicara. Contoh nyata dari keterlibatan influencer ini sudah banyak tersebar di media sosial, contohnya penggunaan tagar kampanye #StayCleanChallenge, #StopDrugAbuse yang diluncurkan oleh para influencer terkenal untuk mendorong pengikutnya membagikan rutinitas olahraga sebagai cara mereka untuk tetap sehat dan jauh dari narkoba. Celebrity Influence (pengaruh selebriti) bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, studi (2) menemukan adanya korelasi positif antara pemujaan selebriti (celebrity worship) yang berlebihan dengan penggunaan zat psikoaktif di kalangan pria dewasa. Namun, di sisi lain, seperti di dalam politik (3), kredibilitas seorang selebriti dan kesesuaian topik yang disampaikan sang selebriti dengan identitasnya dapat mempengaruhi persepsi anak muda terhadap sesuatu.

Kesimpulannya, untuk kampanye anti narkoba yang efektif, public speaking harus didasarkan pada pemahaman mendalam, pendekatan empatik, penggunaan cerita pribadi, interaksi audiens yang aktif, dan keterlibatan influencer yang tepat. Pendekatan ini dapat meningkatkan kesadaran, dukungan, dan tindakan positif terhadap pencegahan dan penanganan narkoba.

REFERENSI

  1. McGinty E, Pescosolido B, Kennedy-Hendricks A, Barry CL. Communication strategies to counter stigma and improve mental illness and substance use disorder policy. Psychiatr Serv. 2018;69(2):136–46.
  2. Zsila Á, Orosz G, McCutcheon LE, Demetrovics Z. A lethal imitation game? Exploring links among psychoactive substance use, self-harming behaviors and celebrity worship. Addict Behav Reports. 2020;12.
  3. Nisbett GS, DeWalt CC. Exploring the influence of celebrities in politics: A focus group study of young voters. Atl J Commun. 2016;24(3):144–56.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel