Oleh: Rizki Pramisya Staff P2M BNNP Kepri
Keluarga merupakan aspek penting dalam tumbuh kembang anak. Menurut Nurjanah (2009), keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih yang tinggal dalam satu rumah dan memiliki ikatan perkawinan, hubungan darah dan kelahiran, serta adopsi. Dalam keilmuan psikologi, pembahasan mengenai keluarga dibahas secara spesifik melalui penjabaran mengenai fungsi dalam keluarga.
Keberfungsian keluarga diartikan sebagai suatu cara bagaimana keluarga memenuhi kebutuhan peran dan melakukan tugas-tugas yang mem-berikan fasilitas kehidupan bagi seluruh anggota keluarga, dan terus bergerak maju (Fobair & Zabora, 1995). Keluarga yang berfungsi dengan baik ditandai dengan adanya komunikasi terbuka antar anggota keluarga, suasana emosional yang hangat dalam keluarga, pembagian peran yang jelas, serta adanya pemecahan masalah yang efektif (Zeng & Tan, 2021). Ini memiliki kaitan dalam membantu mengurangi resiko penyalah-gunaan narkoba, serta kondisi kambuh setelah fase rehabilitasi.
Remaja yang tinggal bersama keluarga dengan fungsi keluarga dalam kategori buruk, memiliki kecenderungan untuk melakukan penyalahgunaan narkoba, serta perilaku kambuh pasca rehabilitasi, berbanding terbalik dengan anak yang tinggal dilingkungan keluarga dengan fungsi yang baik, mereka akan cenderung percaya diri dan memiliki perilaku positif (Zeng & Tan, 2021).
Mekanisme: Fungsi keluarga mampu memberikan peningkatan pada tingkat harapan individu, ketahanan diri, serta self-efficacy (kepercayaan diri) (Reitz, et al, 2014). Ketika individu memiliki tingkat harapan yang tinggi, mereka akan cenderung lebih percaya diri dan memproteksi diri dari kecanduan dan penyalahgunaan narkoba (Stajduhar. Et al, 2009). Ketahanan diri menjadi prediktor terkuat dalam memprediksi kecenderungan melakukan pe-nyalahgunaan narkoba dan perilaku kambuh (Becoña, 2007). Ini mengapa keberfungsian keluarga sangat penting dalam menurunkan resiko penyalahgunaan narkoba.
Tips membangun keluarga yang berfungsi dengan baik:
- Libatkan seluruh keluarga ketika terdapat masalah, dan gunakan langjah-langkah dalam pemecahan masalah.
- Mulai peduli dan terlibat terhadap kegiatan yang dilakukan antar anggota keluarga, dengan bertanya apa yang dilakukan, dan memberikan masukan-masukan yang sifatnya tidak memaksa.
- Luangkan waktu bersama untuk berdiskusi dan bertukar pikikran, atau sekedar men-ceritakan kejadian yang dilalui antar anggota keluarga.
- Bagikan tugas yang jelas dalam keluarga, dan menggunakan aturan yang telah disepakati bersama.
Daftar Pustaka:
Becoña, E. (2007). Resilience and drug consumption: A review. Adicciones,19, 89–101.
Fobair, P. A., & Zabora, J. R. (1995). Family functioning as a resource variable in psychosocial cancer research: issues and measures. Journal of Psychosocial Oncology, 13(1–2), 11–26. https://doi.-org/10.1300/J077V13N01.
Nurjanah, M. (2019). Teori keluarga: Studi Literatur. Universitas Negeri Jakarta.
Reitz, A.K.; Mottistefanidi, F.; Asendorpf, J.B. (2014). Mastering developmental transitions in immigrant adolescents: The longitudinal interplay of family functioning, developmental and acculturative tasks. Dev. Psychol. 50, 754–765
Stajduhar, K.I.; Funk, L.M.; Shaw, A.L.; Bottorff, J.L.; Johnson, J.L. (2009). Resilience from the perspective of the illicit injection drug user: An exploratory descriptive study. Int. J. Drug Policy, 20, 309–316
Zeng, X., & Tan, C. (2021). The relationship between the family functioning of individuals with drug addiction and relapse tendency: a moderated mediation model. Int. J. Environ. Res. Public Health, 18, 625. doi: https://doi.org-/10.3390/ijerph18020625
