Skip to main content
EdukasiArtikel

Cegah Penyalahgunaan Narkoba Mulai Dari Dalam Keluarga

Dibaca: 177 Oleh 12 Agu 2021September 3rd, 2021Tidak ada komentar
Cegah Penyalahgunaan Narkoba Mulai Dari Dalam Keluarga
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Cegah Penyalahgunaan Narkoba Mulai Dari Dalam Keluarga

Oleh : Ratih Frayunita Sari, S.I.Kom., M.A

Penyuluh Narkoba Ahli Pertama BNN Provinsi Kepulauan Riau

Keluarga Sebagai Faktor Protektif

Dalam berbagai media, kasus dalam keluarga yang terpapar penyalahgunaan narkoba terus meningkat. Permasalahan dalam keluarga berkaitan dengan berbagai hal seperti kehilangan pekerjaan, konflik keluarga seperti perceraian, kehilangan keluarga inti, termasuk adanya salah satu anggota keluarga menjadi korban penyalahgunaan narkoba. Hal ini menunjukkan adanya kerawanan sosial dalam keluarga dan kurangnya interaksi antara anggota keluarga. Keluarga sebagai suatu kelompok sosial atau pranata sosial yang berperan penting dalam menciptakan kesejahteraan, mendidik anggota keluarga, mensosialisasikan dalam mengembangkan peran-peran sosial.

Keterlibatan keluarga merupakan dukungan moril yang dibutuhkan oleh setiap anak. Komunikasi yang baik dan terbuka antara orangtua dengan anggota keluarga adalah faktor perlindungan yang paling handal dalam mencegah anggota keluarga terkena pengaruh buruk bahaya penyalahgunaan narkotika. Pendekatan ini memandang bahwa perilaku seseorang merupakan hasil interaksi dengan anggota keluarganya yang lain. [1]

Jika melihat aspek peranan ketahanan keluarga ini mengacu pada pola pencegahan penajaman  dalam tugasnya program melalui penanggulangan yakni melalui prioritas tingkah laku positif dan kompetensi fungsional yang ditampilkan individu dan keluarga ketika mengalami peristiwa yang menekan, yang menandakan kemampuan keluarga untuk pulih mempertahankan integritasnya sebagai unit. (Mc Cubbin, 2001). Oleh karena itu ketahanan keluarga anti narkoba menjadi sangat penting karena merupakan kemampuan keluarga untuk meningkatkan daya tangkal dari ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.[2]

Aspek Keterlibatan Keluarga : Ambil Peran

Untuk memproteksi keluarga dibutuhkan adanya skills dan kebiasaan yang mengarah pada kemampuan masing-masing individu dalam keluarga untuk saling mengambil peran anggota satu sama lain di dalamnya.  BNN telah melaksanakan berbagai bentuk program untuk mengintervensi ketahanan keluarga anti narkoba melalui pembekalan keterampilan hidup keluarga yang bertujuan untuk mendorong semua anggota keluarga (orang tua dan anak) untuk meningkatkan kualitas keterampilan hidup anggota keluarga tentang keterampilan pola pengasuhan orang tua, keterampilan hidup anak terkait bahaya penyalahgunaan narkoba serta penerapan pola hidup sehat dalam keluarga.

Dimensi Faktor Ketahanan Keluarga

Bicara mengenai upaya pencegahan penyalagunaan narkoba tidak luput dari peran ketahanan keluarga terhadap penyalahgunaan narkoba. Dalam berbagai studi literatur terdspst 3 dimensi utama ketahanan keluarga yang dapat diadaptasi sebagai aspek untuk ketahanan keluarga anti narkoba yakni meliputi 3 dimensi antara lain sistem keyakinan (beliefs system), proses organisasi (organizational process), dan proses komunikasi (communication)). Pertama, beliefs system yakni dasar nilai, pendirian, sikap, yang menjadi pedoman perilaku dari keberfungsian keluarga dalam mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Kedua, organizational Process sebagai struktur dalam mendukung unit keluarga dan anggota di dalamnya untuk bersikap adaptif terhadap ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Ketiga, communication, problem-solving yang merupakan suatu proses memaknai informasi dan mengatasi permasalahan di dalam sebuah keluarga terkait pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. [3]

Apa yang perlu dilakukan?

Untuk mencapai ketahanan keluarga anti narkoba maka anggota keluarga perlu secara penuh saling mendengarkan dan memperkuat komunikasi dalam keluarga sehingga setiap permasalahan yang ada dapat ditangani secara bersama.  Upaya paling efektif mencegah penyalahgunaan narkoba sedari dini adalah proteksi keluarga dengan memberikan edukasi pada anggota keluarga pentingnya menjaga pola hidup sehat, pertemanan sehat, dan pembekalan nilai moral dan agama. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat direalisasikan dalam keluarga, antara lain :[4

Pendekatan Nilai Agama

Pendekatan nilai agama sebagai upaya memberikan kesadaran kepada anggota keluarga mengenai adanya larangan agama tentang penyalahgunaan narkoba dan membangun kebiasaan untuk mendekatkan diri pada Tuhan melalui ibadah bersama sehingga keluarga terlindungi dari ancaman penyalahgunaan narkoba dan memiliki bekal ilmu agama yang baik

Kasih Sayang, Rasa Aman, dan Bimbingan

Orang tua mengedepankan kejujuran, keterbukaan dan kasih sayang sehingga anak mampu berkomunikasi dengan orang tuanya secara terbuka tanpa harus merasa takut terutama jika memiliki masalah dengan teman-temannya atau orang sekitarnya sehingga dapat diperoleh bersama solusi pemecahan masalah tersebut

Kebebasan Beraktualisasi pada Anak

Perkembangan internet yang sangat pesat ternyata juga mengubah budaya berekspresi anak-anak yang kini familiar dengan media sosial. Orangtua perlu memberikan ruang pada anak untuk beraktualisasi dengan memanfaatkan teknologi agar anak-anak mampu belajar secara mandiri dan menggali literasi dari berbagai sumber serta sebagai sarana hiburan namun tetap perlu memberikan pengawasan dengan mengatur waktu yang tepat bagi anak

Mengetahui Kebutuhan, Minat dan Bakat Anak

Setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda serta menaruh minat dan bakat yang beragam. Tugas orang tua adalah mendukung dan mengarahkan anak mengembangkan diri sesuai dengan keinginan mereka serta terus membangun karakter yang positif agar anak dapat mengenali lingkungan sekitarnya. Hal ini penting karena jika memaksakan keinginan orang tua akan menjadi beban bagi anak dan menjadi celah bagi orang luar untuk mengintervensi anak untuk melepaskan diri dari masalah yang dihadapi dengan menawarkan narkoba.

Dorongan Semangat Mencari Prestasi

Memberikan motivasi dan semangat terhadap anak adalah hal utama yang perlu dilakukan orang tua karena pada dasarnya anak sangat membutuhkan dukungan orangtua terutama untuk menunjang aktivitasnya di sekolah maupun di luar. Kondisi ini menjadi sangat penting mengingat masih terdapat orang tua yang tidak memberikan perlakuan yang adil pada anak-anaknya sehingga salah satu anak merasa tidak diperhatikan dan didukung dan mencari perhatian dari pihak luar.

Oleh karena itu diperlukan ketahanan keluarga yang tinggi dan baik agar setiap keluarga dapat menjadi wadah pertama dan utama bagi setiap anggota keluarga. Karena semakin tinggi ketahanan keluarganya maka akan semakin baik pula membentuk kepribadian untuk anak- anak terutama pada usia remaja yang dimana mereka membutuhkan perhatian lebih agar tidak salah bergaul dan lebih bisa membedakan mana hal yang baik untuk mereka. Ketahanan keluarga adalah kunci untuk pembangunan nasional, Ke depannya, untuk orang tua/keluarga, hendaknya orang tua atau keluarga dapat menjaga hubungan baik anak di dalam rumah rumah maupun di lingkungan sekitar, terutama jika anak sedang dalam masa remaja dimana mereka sedang membutuhkan perhatian lebih. Selain itu juga agar anak juga dapat memiliki tempat untuk mereka berlindung, bercerita serta berbagi tentang apa yang sedang mereka rasakan sehingga dapat membantu mereka untuk membuat pilihan dalam berbagai permasalahan.[5]

Sumber :

Badan Narkotika Nasional. (2020). Petunjuk Teknis Ketahanan Keluarga : Jakarta

Benzies, K. dan Mychasiuk, R. (2009). Fostering Family Resiliensi: A review of the key protective factors. Child and Family Social Work.

Hawley, D. R., & DeHaan, L. (2004). Toward a definition of family resilience: Integrating life-span and family perspectives. Family Process, 35(3), 283-298.

Hawley, D.R. (2000). Clinical Implications of Family Resilience. The American Journal of Family Therapy, 28(2), 101-116

Patterson, J. M. (2002). Integrating Family resilience and family stress theory. Journal of Marriage  and Family,, 349-360.

Walsh, F. (2016). Family Resilience. Strengths forged through adversity. Normal Family Process. 4th  edition. New York. Guildford Press.

[1] Benzies, K. dan Mychasiuk, R. (2009). Fostering Family Resiliensi: A review of the key protective factors. Child and Family Social Work.

[2] Hawley, D. R., & DeHaan, L. (2004). Toward a definition of family resilience: Integrating life-span and family perspectives. Family Process, 35(3), 283-298.

[3] Badan Narkotika Nasional. (2020). Petunjuk Teknis Ketahanan Keluarga : Jakarta

[4] Patterson, J. M. (2002). Integrating Family resilience and family stress theory. Journal of Marriage  and Family,, 349-360.

[5] Hawley, D.R. (2000). Clinical Implications of Family Resilience. The American Journal of Family Therapy, 28(2), 101-116

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel