Skip to main content
EdukasiArtikel

Bagaimana Faktor Lingkungan Masyarakat Dapat Menyebabkan Kondisi Relapse Pada Mantan Pecandu Narkoba

Dibaca: 247 Oleh 19 Agu 2021September 6th, 2021Tidak ada komentar
Bagaimana Faktor Lingkungan Masyarakat Dapat Menyebabkan Kondisi Relapse Pada Mantan Pecandu Narkoba
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Bagaimana Faktor Lingkungan Masyarakat Dapat Menyebabkan Kondisi Relapse Pada Mantan Pecandu Narkoba

Oleh Mohammad Geralldine NurhadiMahasiswa Universitas Indonesia

Narkotika merupakan zat atau obat yang memiliki kemampuan meningkatkan, menghambat, atau mendistorsi fungsi pikiran atau tubuh. Zat ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan mengubah kesadaran atau persepsi seseorang.[1] Narkotika dapat mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat manusia, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosial.[2] Rehabilitasi merupakan perawatan yang diberikan untuk menghilangkan ketergantungan seseorang terhadap narkotika. Fasilitas perawatan dan rehabilitasi dirancang tidak hanya untuk membantu pecandu narkotika mengatasi ketergantungan fisiologis, melainkan juga untuk mengatasi ketergantungan psikologis yang menjadi perjuangan seumur hidup bagi pecandu narkotika.

Program rehabilitasi merupakan tindakan yang penting dalam pemulihan seorang pecandu narkotika. Ketika menjalani program rehabilitasi, seorang pecandu akan diajarkan gaya hidup baru, prinsip, dan coping style untuk membantu mereka mengatasi kecanduan narkoba.[3] Oleh karena itu rehabilitasi dapat dianggap sebagai alternatif penanggulangan narkotika, karena proses rehabilitasi yang dilakukan oleh pecandu narkotika dapat secara perlahan membuat pecandu narkotika melepaskan kecanduannya dan kembali ke dalam masyarakat. Akan tetapi kecanduan yang dimiliki oleh seseorang tidak dapat serta merta menghilang dengan dilakukannya rehabilitasi. Berdasarkan data yang diberikan oleh Direktorat Jiwa dan NAPZA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2018, terdapat 24,3% orang yang mengalami relapse atau kekambuhan pasca-rehabilitasi.[4]

Stigma Negatif Mantan Pecandu Narkoba

Seorang pecandu narkotika dapat kembali terlibat dengan narkotika setelah menjalani rehabilitasi apabila lingkungan di sekitarnya tidak mendukung proses penyembuhan dirinya. Dukungan teman, dukungan keluarga, dan dukungan komunitas memiliki peran penting dalam menentukan kemungkinan terjadinya relapse pada mantan pecandu narkotika.[5] Namun, masih banyak pecandu narkotika yang tidak dapat kembali dengan baik di tengah-tengah masyarakat setelah keluar dari rehabilitasi. Stigma negatif yang melekat dalam diri mereka membuat mereka dipandang sebelah mata oleh orang di sekitanya, sehingga tidak dapat membaur dengan masyarakat lainnya. Dalam realitanya orang-orang yang pernah menjalani rehabilitasi narkotika seringkali merasakan adanya barrier antara mereka dengan orang-orang yang belum pernah terlibat dengan narkotika. Barrier tersebut membuat mereka menghadapi kesulitan untuk membangun hubungan dengan orang lain yang tidak pernah terlibat dengan narkotika.[6]

 

Lingkup Pertemanan (peer- group) Pecandu Narkoba sebagai Pelarian

Akibat kesulitan yang mereka hadapi, para mantan pecandu narkotika seringkali kembali berteman dengan teman-teman yang dahulu sama-sama menggunakan narkotika. Hal ini membuat mereka kesulitan untuk membentuk lingkungan positif yang mendukung mereka untuk tetap terbebas dari narkotika. Padahal efek dari pengobatan rehabilitasi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Dukungan sosial merupakan faktor yang sangat penting dan memiliki peran kunci bagi kesembuhan seorang mantan pecandu narkotika.[7] Keadaan tersebut menyebabkan para mantan pecandu narkoba rentan untuk mengalami relapse atau kekambuhan dan kembali menggunakan narkotika. Dalam data yang dipaparkan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), diketahui bahwa masih banyak mantan pecandu narkotika yang kembali menggunakan narkotika setelah keluar dari rehabilitasi. Pada tahun 2018 lalu Deputi Bidang Rehabilitasi BNN Diah Setia Utami mengatakan bahwa, mantan pecandu narkotika yang mengalami relapse setelah menjalani rehabilitasi jumlahnya mencapai 70 % dari keseluruhan.[8] Persentase ini tentu cukup tinggi dan menunjukkan bahwa jumlah orang-orang yang benar-benar terbebas dari narkotika setelah menjalani rehabilitasi jumlahnya masih sedikit.

Peran Lingkungan sebagai Pembentuk Kognisi dan Perilaku Individu

Oleh karena itu, Sebagai faktor pembentuk kognisi dan perilaku seseorang, kondisi lingkungan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dan perilaku seseorang, termasuk dalam memutuskan untuk kembali menggunakan narkotika. Oleh karena itu, untuk menjaga dan menyukseskan proses penyembuhan mantan pecandu narkotika dibutuhkan interaksi dengan lingkungan yang positif. Hal ini bertujuan untuk membentuk pola pikir dan perilaku yang positif pada mantan pecandu narkotika, sehingga tidak tergoda untuk kembali menggunakan narkotika. Untuk dapat menciptakan lingkungan positif tersebut, diperlukan peranan dari keluarga dan teman yang merupakan pihak terdekat dari mantan pecandu narkotika.

Terdapat beberapa saran untuk membangun lingkungan yang sehat dan positif untuk mencegah terjadinya relapse pada mantan pecandu narkotika, yaitu membangun komunitas mantan pengguna yang dapat saling berbagi pengaruh positif dan saling menyemangati untuk terus terbebas dari pengaruh narkotika dan keluarga dari mantan pengguna narkotika diharapkan untuk dapat lebih peduli terhadap kehidupan mantan pengguna agar terbentuk hubungan yang baik antara mantan pengguna narkotika dan keluarganya. Dengan terbentuknya hubungan baik, maka para mantan pengguna narkotika akan merasa memiliki sandaran dan tempat berlindung. Jika perasaan ini telah terbentuk, maka ketika mengalami permasalahan hidup para mantan pengguna tidak akan melarikan diri dengan kembali menggunakan narkotika.

Referensi

Azmi, A., Hussin, H., Ishak, S. and Fhiri, N. (2018). Drug Addicts: Psychosocial Factor Contributing to Relapse. MATEC Web of Conferences, 150, p.05097.

Alifia, U. (2020). Apa Itu Narkotika dan Napza?. Semarang: Alprin.

Hanson, G., Venturelli, P. and Fleckenstein, A., n.d. Drugs and society.

liputan6.com. (2018). BNN : Pecandu Yang Kembali Konsumsi Narkoba Usai Rehabilitasi 70 Persen. [Online] Available at: https://www.liputan6.com/news/read/3391765/bnn-pecandu-yang-kembali-konsumsi-narkoba-usai-rehabilitasi-70-persen

Notley, C., Blyth, A., Maskrey, V., Craig, J. and Holland, R. (2013). The experience of long-term opiate maintenance treatment and reported barriers to recovery: a qualitative systematic review. European addiction research, 19(6), pp.287-298.

Orbon, M., Mercado, J. and Balila, J. (2015). Effects of forgiveness therapy on recovery among residents of drug rehabilitation centers. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 165, pp.12-20.

Raharni, Idaiani, S. & Prihatini, N. (2020). Kekambuhan pada Pasien Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif (Napza) Pasca Rehabilitasi: Kebijakan dan Program Penanggulangan. [Online] Available at: ejournal2.litbang.kemenkes.go.id

Xiong, H. and Jia, J. (2019). Situational social support and relapse: an exploration of compulsory drug abuse treatment effect in China. International journal of offender therapy and comparative criminology, 63(8), pp.1202-1219.

 

[1] Hanson, G., Venturelli, P. and Fleckenstein, A., n.d. Drugs and society.

[2] Alifia, U. (2020). Apa Itu Narkotika dan Napza?. Semarang: Alprin.

[3] Orbon, M., Mercado, J. and Balila, J. (2015). Effects of forgiveness therapy on recovery among residents of drug rehabilitation centers. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 165, pp.12-20.

[4] Raharni, Idaiani, S. & Prihatini, N. (2020). Kekambuhan pada Pasien Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif (Napza) Pasca Rehabilitasi: Kebijakan dan Program Penanggulangan. [Online] Available at: ejournal2.litbang.kemenkes.go.id

[5] Azmi, A., Hussin, H., Ishak, S. and Fhiri, N. (2018). Drug Addicts: Psychosocial Factor Contributing to Relapse. MATEC Web of Conferences, 150, p.05097.

[6] Notley, C., Blyth, A., Maskrey, V., Craig, J. and Holland, R. (2013). The experience of long-term opiate maintenance treatment and reported barriers to recovery: a qualitative systematic review. European addiction research, 19(6), pp.287-298.

[7] Xiong, H. and Jia, J. (2019). Situational social support and relapse: an exploration of compulsory drug abuse treatment effect in China. International journal of offender therapy and comparative criminology, 63(8), pp.1202-1219.

[8] liputan6.com. (2018). BNN : Pecandu Yang Kembali Konsumsi Narkoba Usai Rehabilitasi 70 Persen. [Online] Available at: https://www.liputan6.com/news/read/3391765/bnn-pecandu-yang-kembali-konsumsi-narkoba-usai-rehabilitasi-70-persen

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel